Wednesday, June 3, 2015

Gejala dan Penyebab Skizoferonia

Dokter Sehat Jumlah penduduk Indonesia yang menderita penyakit gangguan jiwa berat atau skizofreniacukup besar, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, terdapat 0,46 persen penduduk atau 1.093.150 orang Indonesia yang mengidap skizofrenia. Dari jumlah itu, ternyata hanya 3,5 persen saja atau 38.260 orang yang terlayani dengan perawatan memadai di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum maupun pusat kesehatan masyarakat.
Menurut laporan World Health Organisation (WHO) 2010 tentang Global Burden Disease, penyakit skizofrenia sudah perlu diwaspadai. Pasalnya kini telah terjadi perubahan jenis penyakit yang menimbulkan beban bagi negara secara global, dari sebelumnya kematian ibu dan anak menjadi penyakit kronis termasuk kesehatan jiwa.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI), dr Bambang Eko Suryananto, SpKJ, menjelaskan, skizofrenia merupakan salah satu diagnosis gangguan jiwa yang ditandai antara lain dengan terganggunya kemampuan menilai realita dan penurunan fungsi peran. Biasanya skizofrenia mulai diderita pada usia dewasa muda.
Gangguan jiwa yang terjadi pada seseorang, termasuk skizofrenia, menurut Bambang, disebabkan oleh interaksi manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Secara biologis, skizofrenia disebabkan karena peningkatan neurotransmitter dopamin di otak, sehingga dapat timbul gejala-gejala perilaku, gangguan persepsi (mendengar suara meskipun tidak ada sumber suara), gangguan isi pikir yang berupa keyakinan-keyakinan tertentu yang tidak wajar, dan lain-lain.
Secara psikologis, Bambang menjelaskan, pola asuh dan stresor lingkungan juga berperan dalam membentuk pola perilaku yang rentan terhadap gangguan jiwa, begitu juga kondisi sosial, sipitual, maupun budaya. Namun skizofrenia bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Menurut Bambang, pengidap skizofrenia bisa disembuhkan, asalkan pendekatan terapinya bersifat menyeluruh.
Jadi, kita harus tangani baik secara biologi, dengan menggunakan obat-obatan, maupun pendekatan secara psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila perjalanan penyakit belum lama dan belum parah, kemungkinan dapat disembuhkan lebih besar. Jika pasien segera dibawa berobat pada tahap awal menderita penyakit, penurunan fungsi peran dapat diminimalkan. Namun, masalahnya adalah stigma masyarakat tentang gangguan jiwa seringkali membuat pasien skizofrenia terlambat dibawa ke petugas kesehatan.
Masyarakat lebih percaya bahwa penyakit ini disebabkan karena hal-hal mistis, sehingga terlebih dahulu dibawa ke dukun atau pengobatan alternatif. Ketika sudah kehabisan uang,penyakit tidak sembuh-sembuh, keluarga baru menyadari bahwa hal itu adalah suatu penyakit dan baru dibawa ke tenaga kesehatan.
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.

Tanda dan gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga kategori :
1.Gejala positif
Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan, hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini :
•Berkhayal
Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita, mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula, selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan persepsi.
•Halusinasi
Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi, mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
•Gangguan pikiran
Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.
•Perilaku tidak teratur
Orang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.
2.Gejala negatif
Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal, gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain :
•Sulit mengekspresikan emosi.
•Menarik diri dari lingkungan social.
•Kehilangan motivasi.
•Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari.
•Mengabaikan kebersihan pribadi.
Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.
3.Gejala kognitif
Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir, tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara lain :
•Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti.
•Sulit berkonsentrasi
•Masalah pada memori otak
Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati, para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, hal ini sangatlah mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.

Namun, apabila penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia :
1.Menarik diri dari keluarga dan teman
2.Penurunan kinerja di sekolah
3.Sulit tidur
4.Cepat emosi

Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit skizofrenia. Namun, pengobatan dini dapat membantu mencegah kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat dari penyakit ini. Bila tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan masalah pada emosi, perilaku, dan kesehatan yang semakin lama akan semakin memburuk. Oleh karena itu, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter. Bila Anda telah menduga bahwa Anda mengalami skizofrenia, bicaralah ke dokter Anda. Sebab, dokter akan langsung meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan.

Pengembangan otak dan mental anak

Waktu berharga pengasuhan anak
oleh Teh Ninih Muthmainnah

  1. 7 tahun pertama (0-7 tahun): 
    Perlakukan anakmu sebagai raja.

    Zona merah - zona larangan 
    jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
    Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya. 
  2. 7 tahun kedua (7-14 tahun)
    Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang. 
    Zona kuning - zona hati-hati dan waspada. 
    Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.

    Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.
  3. 7 tahun ketiga (14-21 tahun):
    Perlakukan anak seperti sahabat.

    Zona hijau - sudah boleh jalan.

    Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri.

    Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.
  4. 7 tahun keempat (21-28 tahun):
    Perlakukan sebagai pemimpin.

    Zona biru - siap terbang.

    Siapkan anak untuk menikah.

Pada masa anak-anak, yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun.

Perbedaan Keseimbangan Otak kanan dan kiri Perempuan dan Laki-laki
Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat.👬 Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya? Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu
  • Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.
  • Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.
Instruksi Ibu dan Ayah
**Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah . Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.
**Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin
**Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi.
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.


Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
  1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
  2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
  3. Sambil mengusap kepala.

Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur. Mudah-mudahan bisa bermanfaat. Silahkan di share agar lebih banyak yang mengetahui
Sumber: Ukhwah ODOJ.

Waham, Gangguan Mental Kejiwaan


Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan Penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi/ informasi secara akuat.

Waham merupakan sebuah gangguan mental kejiwaan.

Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada penderita gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Tidak realistik
• Tidak logis
• Menetap
• Egosentris
• Diyakini kebenarannya oleh penderita
• Tidak dapat dikoreksi
• Dihayat oleh penderita sebagai hal yang nyata
• Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio kultural setempat.

----------------------------------------------------
Proses terjadinya masalah 
  1. Penyebab
    Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan
  2. Akibat
    Akibat dari waham, klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
----------------------------------------------------
Jenis Waham
  1. Waham kendali pikir (thought of being controlled). 
    Penderita percaya bahwa pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh kekuatan dari luar. 
  2. Waham kebesaran (delusion of grandiosty). 
    Penderita mempunyai kepercayaan bahwa dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah (misal : Jendral Sudirman, Napoleon, Hitler, dll). 
  3. Waham Tersangkut. 
    Penderita percaya bahwa setiap kejadian di sekelilingnya mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya bahwa orang asing di sekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi dan radio mengirimkan pesan dengan bahasa sandi. 
  4. Waham bizarre, merupakan waham yang aneh. 
    Termasuk dalam waham bizarre, antara lain : Waham sisip pikir/thought of insertion (percaya bahwa seseorang telah menyisipkan pikirannya ke kepala penderita); waham siar pikir/thought of broadcasting (percaya bahwa pikiran penderita dapat diketahui orang lain, orang lain seakan-akan dapat membaca pikiran penderita); waham sedot pikir/thought of withdrawal (percaya bahwa seseorang telah mengambil keluar pikirannya); waham kendali pikir;waham hipokondri 
  5. Waham Hipokondri
    Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya. 
  6. Waham Cemburu
    Cemburu disini adalah cemburu yang bersifat patologis 
  7. Waham Curiga
    Curiga patologis sehingga curiganya sangat berlebihan 
  8. Waham Diancam
    Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam, diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya. 
  9. Waham Kejar
    Percaya bahwa dirinya selalu dikejar-kejar orang 
  10. Waham Bersalah
    Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah 
  11. Waham Berdosa. 
    Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu murung 
  12. Waham Tak Berguna. 
    Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir lebih baik mati (bunuh diri) 
  13. Waham Miskin. 
    Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin.
----------------------------------------------------
Proses Terjadinya Waham 
Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
  1. Fase Lack of Human need. 
    Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. 
    Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span history). 
  2. Fase lack of self esteem. 
    Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. 
    Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah. 
  3. Fase control internal external. 
    Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. 
    Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.  
  4. Fase environment support. 
    Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (Super Ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.  
  5. Fase comforting. 
    Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial (Isolasi sosial).  
  6. Fase improving. 
    Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). 
    Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
----------------------------------------------------
Tanda dan Gejala Waham  
  1. Waham kebesaran 
    Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
    Contoh : “Saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”.  
  2. Waham Curiga 
    Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/ mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
    Contoh : “Banyak Polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni makanan saya “.  
  3. Waham Agama 
    Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyakinan, 
    Contoh : “Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus-menerus memakai pakaian putih setiapa hari agar masuk surga “.  
  4. Waham Somatik 
    Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. 
    Contoh : “Sumsum Tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang”. 
  5. Waham nihilisti  
    Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. 
    Contoh: “Saya sudah menghilang dari dunia ini ,semua yang ada di sini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia”
Kesimpulan 
Waham adalah Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan keyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya walau dibuktikan kemustahilan itu
Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya:
  1. Keinginan yang tertekan. 
  2. Kekecewaan dalam berbagai harapan. 
  3. Perasaan rendah diri. 
  4. Perasaan bersalah. 
  5. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan. 

SARAN 
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah
  1. Bahwa Halusinasi dan Waham adalah gejala positif pada Skizofrenia dimana kondisi pasien mengalami gangguan kejiwaan, dalam hal ini kita sebagai perawat seharusnya selalu mengedepankan komunikasi secara terapeutik agar pasien waham bisa tenang dan nyaman apabila bersama kita.
  2. Selain itu, pasien dengan gangguan waham sudah selayaknya mendapatkan perhatian agar proses yang terjadi dalam dirinya agar secepatnya bisa pulih kembali seperti manusia normal yang lain, oleh karena itu, kita sebagai perawat sudah selayaknya bisa memberikan asuhan keperawatan yang maksimal kepada mereka yang mengalami gangguan tersebut. - 

See more at: http://www.abualbanicentre.com/artikel/pengertian-waham